Ternyata! Persentase Anggaran Sektor Pertanian Masih Dibawah 4 Persen

Hj. Lina Ruslinawati melaksanakan dalam kegiatan sosialisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat, di aula kantor Kecamatan Cibadak Jum’at (4/2/2022).


sukabumiNews.net, CIBADAK – Wakil Ketua Komisi II (2) DPRD Jawa Barat (Jabar), Hj. Lina Ruslinawati mengungkapkan, persentase alokasi anggaran untuk sektor pertanian masih dibawah 4 persen.

Padahal, mengenai urusan ekonomi masyarakat itu adanya di sektor pertanian, yang di dalamnya meliputi sektor perkebunan, perikanan dan peternakan.

“Seharusnya lebih dari itu, dan kami taikan dari dulu, kami selau berusaha supaya anggaran untuk sektor pertanian itu lebih dari 5 persen,” kata Lina kepada sukabumiNews.net, dikonfirmasi usai melaksanakan kegiatan sosialisi Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Jawa Barat, di aula Kantor Kecamatan Cibadak, Jum’at (4/2/2022).

Hadir dalam kesempatan itu, Camat Cibadak yang diwakili Sekmat Cibadak, perwakilan guru, Paguyuban Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Kecamatan Cibadak beserta elemen masyakat lainya.

Sementara itu lanjut Lina, mengenai urusan ekonomi, kini semua masyarakat tengah menjerit. “Rata-rata usahanya gulung tikar,” ungkapnya.

Politisi partai Gerindra ini berharap, pemerintah meberikan stimulus kepada mereka sipaya bisa bangkit kembali, meski di lain pihak, dia mengakui bahwa saat ini masih dalam situasi pendemi Covid-19, sehingga mengenai masalah anggaran semua tertumpu pada kesehatan.  

Disinggung soal Pemerintah Daerah Provinsi Jawa Barat yang terus memperkuat program Petani Milenial, Wakil Kedua DPRD Jabar ini mempertanyakan petani milenial seperti apa.

“Saya bukan antipati terhadap petani milenial, tapi petani milenial seperti apa. Kalau yang dikatakan petani milenial itu adalah anak muda yang mengenal masalah pertanian dari awalnya, itu kita suka. Tapi ketika petani milenial itu adalah orang-orang muda yang dipaksakan menjadi petani, itu bagi saya sangat ironi. Karena mohon maaf, saya dulu backgrounnya petani,” ungkap Lina.

Untuk menjadi seorang petani, katakanlah petani milenial, terang Lina, itu perlu ketangguhan, ketangguhan dalam jiwanya, ketangguhan dalam pemikirannya, juga ketangguhan dalam pengetahuan mengenai pertanian. “Tanpa itu, bubar semua,” ujar Lina.

“Kalaupun hari ini merugi, mereka tidak akan stop di situ karena tangguh dalam jiwanya. Dia akan mencoba lagi untuk bangkit,” jelasnya.

Untuk itu Lina berharap supaya pemerintah memberi stimulus bagi mereka yang memang petani betul-betul. Namun lanjut Lina, dalam hal ini bukan lantas kita mengesampinkan petani milenial.

“Memang kita harus berkesinambungan dan regenerasi, perlu petani-petani yang terkinikan. Tapi jangan lantas melupakan yang lama, karena tanpa mereka, petani milenial pun tidak akan jadi apa-apa,” tandasnya.

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

أحدث أقدم