Ketidakpuasan Masyarakat terhadap Sikap Bupati Sukabumi Mulai Bermunculan

Apih Yance
Apih Yance (FOTO: Facebook) 
sukabumiNews.net, KABUPATEN SUKABUMI – Dugaan ketidakpuasan masyarakat terhadap Bupati Sukabumi kini mulai bermunculan seiring dengan sikapnya terhadap Lockdown pabrik.

Hal ini disinyalir salah seorang tokoh yang tidak asing lagi bagi masyarakat Kabupaten Sukabumi, yaitu (sebut) saya Apih Yance, menyikapi salah satu pemberitaan di salah satu media online sukabumi yang berjudul “Pabrik di Sukabumi Belum Dibubarkan, Bupati: Status Kita Belum Zona Merah”.

Dalam tulisan di akun media sosial (medsos) facebooknya, Apih Yance mensinyalir, ketidakpuasan itu terutama menyangkut sikapnya terhadap lock down pabrik.

Apih Yance memandang bahwa mereka membandingan dengan kebijakan lain seperti ditiadakannya solat Jum’at, resepsi pernikahan, rapat-rapat, pengajian dan sebagainya.

“Wajar masyarakat protes mengingat hal yang sakral lantaran menyangkut bekal untuk kehidupan akhirat dilarang sedangkan urusan duniawi dibiarkan,” tulisnya.


Dia mengatakan, kebijakan publik memang ada kaitannya dengan selera atau pemihakan dari eksekutor kebijakan publik. Jika kesannya memihak pertumbuhan ekonomi notabene membela pengusaha dan mengabaikan pekerja, serta mendegradasi nilai kemanusiaan, lanjut Apih Yance, maka akan tumbuh persepsi negatif di masyarakat.

“Sungguh wajar, dan kewajaran itu muncul dari interpretasi bebas sesuai kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) masyarakantya,” terang Apih.

Lebih lanjut dia menyebut bahwa sampai saat ini nilai kemanusiaan menjadi nilai tertinggi di tengah masyarakat.

“Karena itu statemen bupati yang menganggap karyawan pabrik belum perlu lock down karena Sukabumi belum sampai pada zona merah, adalah pernyataan yang tidak populis. Terkesan merendahkan martabat kemanusiaan,” tandasnya.

Menurut Apih Yance, Ada suatu kekhawatiran terhadap pernyataan bupati tersebut. Masyarakat akan melakukan pembangkangan publik terhadap kebijakan bupati jika suatu saat kebijakan lock down diterapkan.Dan rakyat, tutur Apih, akan mencibir karena kesan saat ini pimpinan daerah menunggu masyarakat sekarat dahulu baru perlu pengobatan.

“Jika selalu ada kegamangan dalam bertindak dari seorang pimpinan, akan menunjukkan kualitas pemimpin itu sendiri. Sukabumi lebih baik tentu tidak akan terwujud sampai kapanpun dan hanya terasa indah pada dunia mimpi,” tutupnya.

COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

أحدث أقدم