Polsek Cisolok Memasang Bendera Merah di Pantai Karanghawu

[Polsek Cisolok, Kabupaten Sukabumi menerjunkan personelnya untuk mencegah para pengunjung Pantai Karanghawu memasuki area berbahaya].
sukabumiNews.net, CISOLOK - Guna mencegah kecelakaan di laut, jajaran Polsek Cisolok, Kabupaten Sukabumi memasang bendera merah di sekitar Pantai Karanghawu. Dengan adanya bendera merah tersebut, kawasan Karanghawu dinyatakan terlarang untuk kegiatan berenang. Selain itu, polisi melakukan penjagaan yang ketat untuk mengawasi para pengunjung agar mereka tidak berada di luar area aman.

"Ini perintah dari Kapolres Sukabumi. Para pengunjung tidak boleh ke area yang berbahaya di sekitar Pantai Karanghawu," kata Kapolsek Cisolok, Komisaris Polisi Hotman Situmorang saat ditemui di Pantai Karanghawu di suasana hari libur Lebaran 1439H ini.

Di sekitar area berbahaya, polisi juga memasang pagar tambang berwarna kuning sebagai batas aman bagi pengunjung. Semua pengunjung tidak boleh melewati tambang pembatas tersebut.

Petugas dari Polsek Cisolok juga tidak henti-hentinya menyampaikan imbauan lewat pengeras suara kepada para pengunjung agar menjauhi areal berbahaya. Kadang-kadang polisi menyampaikan kalimat peringatan keras kepada pengunjung yang ngotot mendekati tambang pembatas.

"Bagi kami lebih baik mencegah sebelum terjadi kecelakaan laut yang menimpa pengunjung pantai. Pantai ini memiliki risiko kecelakaan laut yang cukup tinggi bagi pengunjung," ujar Hotman.

Pantai Karanghawu, lanjut dia, termasuk kawasan pesisir yang memilik arus bawah laut yang kuat. Kekuatan arus bawah ini sering tidak disadari oleh para pengunjung karena memang tidak tampak di permukaan. Padahal, arus tersebut dapat menyeret tubuh manusia bersamaan dengan gerakan gelombang yang meninggalkan pantai.

Pada hari kedua Idul Fitri terjadi kecelakaan laut di kawasan Pantai Karang Naya di dekat Samudera Beach Hotel, Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi  sekitar pukul 09.00 WIB. Pada kecelakaan itu, seorang pengunjung bernama Jossi Andreas Kappu (19) Warga Bojonggede Kabupaten Bogor meninggal dunia setelah tubuhnya diseret arus gelombang.

Informasi dari teman korban, Andri, menyebutkan, saat itu mereka sedang bermain beach buggy atau mobil pantai. Ketika ombak besar datang, tubuh Jossi terlempar dari buggy dan terbawa arus air ke tengah laut.

Pada sore harinya, tim gabungan berhasil menemukan tubuh Jossi di titik yang berjarak sekitar 100 meter dari tempat kejadian. Ketua Forum Koordinasi SAR Daerah (FKSD) Kabupaten Sukabumi, Okih Pajri menjelaskan, Jossi ditemukan sudah tidak bernyawa dengan luka di sekitar pelipis. (*)

Pewarta: M. Ridwan.
Editor: Red.

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

أحدث أقدم