Pemkot Sukabumi Gelar Operasi Pasar, Beras Bau dan Kotor

sukabumiNews, SUKABUMI KOTA - Sejumlah warga kecewa dengan kualitas beras yang dijual dalam Operasi Pasar (OP) beras yang digelar serentak oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Sukabumi di tujuh kecamatan, Jumat (6/3/2015).

Bahkan banyak warga yang sudah siap membeli akhirnya membatalkan dan kembali pulang ke rumahnya. Mereka menilai beras yang dijual berbau dan warnanya kekuning-kuningan seperti beras raskin.

Operasi Pasar beras yang dikendalikan oleh Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan (Diskoperindag) Kota Sukabumi itu menjual beras dalam kemasan kantong plastik keresek dengan berat 5 kilogram seharga Rp 37.000,- atau Rp 7.400,- per kilogram.

Salah satunya OP beras yang digelar di Kantor Kecamatan Lembursitu, Jalan Palabuhan Dua, banyak warga yang kecewa. Padahal mereka sudah menunggu sejak pagi untuk mendapatkan beras murah tersebut.

"Saya nggak jadi belinya, karena berasnya sudah berbau dan kotor. Lebih baik saya beli di warung saja dengan harga yang biasa saya mampu beli tapi kualitasnya bagus," kata Rukiyah (55), warga di Kecamatan Lembursitu.

Hal senada diungkapkan seorang ibu rumah tangga, Ai Solihah. Dia merasa kecewa karena setelah membeli beras, ternyata kualitasnya tidak sebanding dengan harganya.

"Tadi kan nggak tahu, jadi beli saja karena harganya murah. Tapi setelah dilihat berasnya berbau dan kotor, nyaris sama dengan beras raskin," keluh Ai dengan nada kecewa dan kesal.

Namun di tempat lain, di wilayah Kecamatan Warudoyong yang dipusatkan di Kantor Kelurahan Warudoyong di Jalan Pabuaran, sejumlah warga mengakui kualitas beras yang dijual sebanding dengan harganya.

"Harga berasnya murah, kalau dijual di warung beras seperti ini paling harganya Rp 6.000,- per liter. Saya beli lima kilogram untuk sepuluh hari, karena cuma berdua saja di rumah," aku Iis Sumarni (53).

Camat Warudoyong Yadi Mulyadi mengatakan OP beras ini serentak dilaksanakan di setiap kecamatan. Setiap kecamatan mendapatkan beras seberat satu ton dan dijual dalam kemasan kantong plastik keresek seberat 5 kilogram dengan harga Rp 37.000,-.

"Kalau di wilayah kami memang tidak terjadi antrean warga, karena informasi OP beras ini baru disampaikan setelah ada kepastian stok berasnya tadi pagi, kami menginformasikan ke warga melalui Lurah, RW hingga RT," kata Yadi.

Kepala Diskoperindag Kota Sukabumi Ayep Supriyatna menjelaskan, sejak awal pelaksanaan OP beras ini memang bukan untuk mengendalikan kualitas beras, melainkan tujuannya untuk menstabilkan harga beras.

"Kualitas beras yang dijual OP itu memang sudah standar Bulog begitu dan itu secara nasional sama. Kalau dibanding raskin memang di atasnya sedikit," kata Ayep kepada wartawan saat ditemui di Balai Kota Sukabumi, Jumat (6/3/2015).

Menurut Ayep, beras dalam OP tersebut dibeli secara lunas dari Bulog dengan dana talangan Pemkot Sukabumi sebesar Rp 51.800.000,-. Makanya tahap awal hanya membeli beras sebanyak 7 ton dan setiap kecamatan mendapatkan 1 ton beras.

"Kalau enggak habis tidak bisa dikembalikan, jadi tanggung jawab Pemkot saja. Makanya untuk awal hanya tujuh ton karena takutnya seperti ini, banyak warga yang tidak membeli, dan untuk kelanjutannya melihat kondisi hari ini," ujar Ayep.

Ayep menambahkan, untuk OP beras kali ini tidak dilaksanakan seperti sebelumnya. Saat ini pihaknya langsung melaksanakan di setiap kecamatan dengan tujuan agar dekat pada sasaran atau warga yang akan membeli.

"Ya tujuannya untuk memudahkan masyarakat, dan sampai pada sasaran. Kalau di pasar, tentunya tidak semua orang pergi ke pasar dan perlu ongkos lagi. Makanya kami bekerja sama dengan Bulog langsung di kecamatan," pungkas Ayep. [red.be/inilahkorancom]

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

أحدث أقدم