Seperti Balas Dendam, Puluhan Monyet Bandel Menjarah Sawah di Sagaraten

sukabumiNews.net, SAGARANTEN - Segerombolan monyet liar dan bandel menyerang sawah milik penduduk di dua desa di Kecamatan Sagaranten, Kabupaten Sukabumi. Tingkah laku kelompok monyet ini mirip tokoh legenda China bernama Sun Go Kong dalam novel Journey to The West yang keras kepala, susah diatur, dan tidak mempan ditakut-takuti.
           
Biasanya kelompok monyet itu datang bergerombol pada sore hari menjelang petang sekitar pukul 17.00 WIB. Sampai Selasa (28/3/2017), monyet-monyet tersebut masih melancarkan aksinya secara sporadis di Kampung Cibogo Desa Sagaranten dan Kampung Ciherang Desa Margaluyu. Kampung Cibogo dan Kampung Ciherang bertetangga yang dipisahkan oleh sungai kecil dan pesawahan.
           
Para penduduk di Cibogo dan Ciherang menuturkan, rombongan monyet setiap hari turun dari Gunung Kamunding yang letaknya di atas Kampung Ciherang. Rombongan binatang pemanjat itu turun dari gunung dengan niat tidak baik ingin mengganggu ketenangan warga. Datang dalam bentuk gerombolan besar dengan jumlah sekitar 50 ekor, monyet-monyet itu merusak tanaman palawija dan padi. 
           
"Serangan monyet ini sudah berlangsung enam bulan. Mereka masuk ke pondok di sawah lalu bikin keributan sambil merusak tanaman padi," kata Samsudin (70), warga Kampung Mekarjaya, Desa Sagaranten.
           
Samsudin memiliki sawah dan kebun yang ditanami pisang dan singkong di Kampung Cibogo. Sawah dan kebunnya termasuk titik yang dijadikan target oleh monyet-monyet untuk dihancurkan tanamannya.
           
"Monyet-monyet itu hanya mengacak-acak padi, mereka tidak memakannya. Tanaman padi yang masih muda dicabuti dan padi yang menguning dibikin rata dengan tanah," ujar Samsudin.         
           
Berbagai upaya telah dilakukan warga untuk mendesak monyet agar kembali ke gunung. Warga mencoba dengan menggunakan ranting bambu, batu kecil, dan gumpalan tanah basah untuk mengusir si monyet. Namun rombongan monyet itu bukannya takut, mereka malah makin menjadi-jadi dalam aksinya ketika penduduk menakut-nakutinya.
           
Kepala Dusun Pasiripis, Desa Sagaranten, Bah Jamil mencoba cara yang agak radikal dalam perang menghadapi kelompok monyet bengal tersebut. Dia menggunakan petasan cabe untuk menakut-nakuti kelompok binatang perusak tanaman tersebut. Sayangnya, monyet dari Gunung Kamunding itu bukan jenis primata berekor panjang yang bisa digertak dengan petasan cabe. Monyet-monyet itu malah bergerak seperti berjoget dengan riangnya sambil mengeluarkan suara jeritan yang memekakkan telingan. Petasan cabe dianggap angin lalu, para monyet tidak menghiraukannya. Bah Jamil frustasi, dia tidak meneruskan serangannya lalu meninggalkan lokasi yang diserang monyet dengan perasaan dongkol. 
           
Seorang warga Cibogo pada Minggu (26/3/2017) berjalan sendirian menyusuri sawah dari kampungnya menuju Cibogo. Di perjalanan, dia melihat puluhan ekor monyet berkumpul di tepi hutan sambil bertengger di pohon jambu, memanjat pohon pisang, dan sebagian berjejer di pematang sawah.
           

Merasa jalannya terhalang, warga tersebut mencoba menakut-nakuti rombongan monyet dengan meniru gerakan dan suara hantu. Namun upayanya gagal total, kelompok monyet malah memperlihatkan gerakan serentak siaga penuh untuk menghadapi serangan manusia bergaya hantu tersebut. Orang tersebut balik kanan dan mengambil langkah seribu. (Suryana)

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post