Hikmah Ramadhan -5

Dalam kalangan Nasranipun dipandang kehidupan yang lebih suci murni jika orang tidak kawin. Artinya,  puasa terus-menerus daripada hubungan kelamin. Terkadang pengaruh-pengaruh yang demikian masuk juga ke dalam kalangan kaun Sufi dalam Islam. Sehingga Imam Ghazali sendiri pernah memujikan orang yang tidak kawin. Sebab menurutnya berkeluarga bisa jadi melemahkan ‘azam buat menuju thaiq (jalan) kepada mencapai fana.

Maka dengan demikian, apabila kita kembali kepada ayat yang tengah kita baca, yaitu diperintahkan puasa supaya kalian bertaqwa, dapatlah kita ambil jalan tengah sebagai kesimpulannya yang dikehendaki Islam dengan berpuasa itu.

Sebulan penuh mereka disuruh berpuasa dari muali fajar hingga waktu maghrib menahan makan dan minum, menahan bersetubuh dan mengendalikan diri dari bercakap, melihat dan mendengar  yang tidak ada manfaatnya, serta memperbanyak ibadah. Sedangkan tempat mereka bergantung dari pekerjaan semua itu adalah semata-mata karena ingin mendapat ridha Allah.

Apabila puasa ini dikerjakan dengan bersungguh-sungguh dengan iman dan kesadaran (Iimaanan Wahtisaaban), maka akan terasa manfaat yang akan dihasilkan dari selama sebulan kita berpuasa itu bagi jiwa kita. Lantaran itu pula jika para ulama manganjurkan agar tiap malam pada bulan puasa itu dibaharui niat. Niat hendak berpuasa besok karena Allah. Meskipun misalnya niat itu tidak diucapkan, namun dapat dirasakan dalam hati.

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post