Aa Gym: Logika Sederhana Penjual Babi dan Sentilan untuk Presiden Jokowi

sukabumiNews, JAKARTA – Da'i sekaligus pengasuh pondok pesantren Darut Tauhid, KH Abdullah Gymnastiar atau yang akrab disapa Aa Gym, tampil dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) dengan tema “Setelah 411” di TV One, pada Selasa (9/11/2016).

Pada forum tersebut, Aa Gym banyak mengutarakan sikapnya yang mendukung Aksi Bela Islam II yang diikutinya bersama ribuan para santri Darut Tauhid.

“Banyak yang aneh, ini bagaimana mengumpulkan orang sebanyak ini? Saya kita tidak ada partai manapun yang sanggup pak,” kata Aa Gym.

“Jadi kalau ada yang nanya apa yang menggerakkan orang? Saya juga mikir, kenapa saya ikut bergerak pak, padahal rada kurang tertarik demo-demo selain demo masak pak,” tuturnya dengan canda.
Menurut Aa Gym, ia merasa takjub dengan Aksi Bela Islam yang diikuti begitu banyak kaum Muslimin. Hal itu tidak lain, lantaran Allah telah menggerakkan hati mereka.

“Ternyata pak saya periksa ke hati ini, oh ini bergerak, ngongkos sendiri semuanya ini masalah hati pak. Jadi ada rasa di sini, yang mungkin tidak bisa dijelaskan dan orang yang tidak merasakannya tidak akan mengerti. Jadi ada rasa di sini,” ujarnya.

Terkait, permasalahan Surat Al-Maidah 51 yang dibahas, Aa Gym juga memberikan ilustrasi sederhana dan unik.

“Ada guru/ulama yang mengatakan gini, ‘ibu-ibu jangan makan babi, karena bagi Umat Islam babi ini tidak boleh dimakan, dalilnya surat Al-Maidah ayat 3, gitu ya bu’. Terus ada, misalkan pedagang babi, atau siapa yang beli babi, mengatakan, ‘ibu-ibu jangan mau dibohongi pakai Al-Maidah ayat 3!’ jadi heran kita nih, lho ini siapa? Kenapa pakai ngomong-ngomong Al-Maidah? Kalau suka makan babi ya sudah silahkan saja, tapi ini wilayah yang beda. Nyel… ke sini pak, kenapa ustadz yang ngajarin dianggap bohong? Kenapa Al-Maiadah dianggap alat kebohongan? Itu sederhananya pak ya, halloo.. pak. Ya begitulah yang saya rasakan,” jelasnya.

Selain itu, Aa Gym juga menyampaikan kritik, bahwa dalam menangani masalah tersebut, pemerintah agak telat.

“ini masalah penting dan besar, sensitif, tapi rasanya agak telat respon yang saya harapkan gitu pak. Nggak tahu mungkin orang lain juga berpikiran sama,” ungkapnya.

Ia juga tak segan-segan menyentil presiden yang tak berkomentar apa pun terkait permasalahan yang sangat sensitif tersebut.

“Pak Presiden juga nggak ngeluarkan statement apa pun tentang ini ya, asalnya. Saya pikir, waduh ini bahaya nih, saya tahu di lapisan bawah pak, gejolaknya seperti apa…” tandasnya, dikutip Panjimas/AW.

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

أحدث أقدم