Khawatir Gagal Panen, Petani Minta Pemda Lakukan Gerak Nyata Pasca Jebolnya 5 Bendung Bojongsawah


sukabumiNews.net, KEBONPEDES – Lima bendung sepanjang Sungai Cimuncang menuju Irigasi Desa Bojong Sawah, Kecamatan Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, jebol akibat tak kuat menahan debit air banjir bandang yang terjadi pada Senin (18/7/22) lalu.

Lima bendung tersebut yaitu bendung Cimuncang, Lewi Oken, Cukang Kaung, Alun, dan Bendung Bojong Sawah.

Kelompok Tani Sabanda Sariksa, Endusmuradin mengatakan,.dari kelima bendung itu, bendung Cukang Kaung yang terletak di Kampung Lemburhuma RW 12 adalah bendung paling besar yang mengairi sekitar 75 hektar lahan pertanian di Wilayah Desa Bojong Sawah tersebut.


“Dan bedung Cukang Kaung itulah bendung yang mengalami kerusakan paling parah di antara keempat bendung-bendung lainnya,” ujar Endusmuradin kepada sukabumiNews, dalam keterangan tertulis yang diterima Selasa (26/7/22).

Dengan jebolnya bendung-bendung tersebut, dia beserta kelompok tani lainnya meminta Pemerintah Daerah melalui dinas terkait, khususnya Dinas Pertanian dan BPBD agar segara melakukan tindakan (gerak) yang serius dan nyata sejak dini.


“Karena dengan beberadaan bendung yang rusak ini dapat dipastikan kondisi lahan pertanian yang berada di wilayah Bojong Sawah akan mengalami gagal panen pada musim berikutnya,” kata Endusmuradin.


Sementara itu, Kepala Desa Bojong sawah Mahmud Faisal menyatakan bahwa Pemdes Bojong Sawah sedang berusaha melakukan penanganan sementara dengan cara mengajak warga untuk gotong royong memperbaiki bendung-bendung yang rusak tersebut.

"Kami sudah menyampaikan informasi dan permohonan penanganan pasca jebolnya tanggul-bendung bendung ini kepada BPBD Sukabumi untuk segera ditindaklanjuti," ungkap Kades.

Ia juga berharap kepada Pemerintah Propinsi Jawa Barat melalui Pemkab Sukabumi untuk memberi perhatian akan adanya kejadian dan keberadaan pasca jebolnya tanggul bendung-bendung tersebut.

"Bendung Sungai Simuncang yang mengairi Desa Bojongsawah, semuanya sudah sangat tidak layak, sehingga lahan sawah di wilayah Kedusunan 4 dan 1 dengan total hampir 100 hetar lebih (50% lahan pertanian ) tidak bisa terairi.

“Efeknya, hasil produksi petani terutama padi menurun drastis, dan khawatir menimbulkan krisisnya ketahanan pangan di wilayah desa kami," pungkasnya.

Pewarta:Prim RK
Editor: AM 
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2022

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post