Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Kader Muda PERSIS: Ahistoris

Gus Yaqut Sebut Kemenag Hadiah untuk NU, Kader Muda PERSIS: Ahistoris. (Foto dok: persis.or.id

sukabumiNews.net, BANDUNG – Pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang menyebut bahwa Kementerian Agama (Kemenag) merupakan hadiah khusus dari negara untuk Nahdlatul Ulama (NU), bukan untuk umat Islam secara umum, pada Rabu (20/10/2021) mendapat reaksi berbagai pihak.

Salah satunya dari Kader Muda PERSISyang juga mantan Ketua Himpunan Mahasiswa PERSISDr. Latirf Awaludin. Menurutnya, pernyataan ini secara spesifik ahistoris atau berlawanan dengan sejarah.

“Justru sebaliknya, Kementrian Agama itu diusulkan oleh kelompok Islam modernis. Terutama dari kalangan Muhammadiyah,” kata Dr. Latief dalam sebuah pernyataan seperti dikutip sukabumiNews dari laman persis.or.id, Ahad (24/10/2021).

Hal itu lanjut dia, terbukti dengan menteri agama pertama adalah H. M. Rasyidi. “Beliau adalah kelompok Islam modernis alumni Al-Azhar, dan tentunya H. M. Rasyidi adalah tokoh Muhammadiyah,” ungkapnya.

Dia menyebut, Kementerian Agama (Kemenag) merupakan bentuk kompromi antara sistem negara, apakah Indonesia sekuler an sich atau negara agama.

“Kemenag ini sebagai jaminan kepentingan umat Islam. Jadi, bukan hadiah untuk kelompok tertentu, melainkan komitmen bahwa negara Indonesia bukan negara sekuler, tetapi negara yang berumat beragama,” tandasnya.

Maka, lanjut Dr. Latief, kalau ada yang mengeklaim bahwa Kemenag adalah khusus untuk NU, itulah pernyataan yang tidak tahu sejarah.

BACA Juga: Yusril Kritik Menag Yaqut: Kemenag Bukan Hadiah untuk Siapa Pun

“Pernyataan ini sangat disayangkan tercetus di era yang sangat menghargai keberagaman dan kebhinnekatunggalikaan, serta di era pluralis dan modernisasi beragama,” tuturnya.

Dia juga menyebut bahwa pernyataan Menag ini dapat termasuk fanatik dan berbahaya bagi keberlangsungan hidup beragama di Indonesia.

Menurutnya, seharusnya pernyataan itu tidak dikampanyekan, karena dapat mengganggu serta mencederai keberlangsungan kehidupan keberagamaan, dan tidak menghargai kelompok-kelompok Islam lain.

Latief Awaludin juga menilai, pernyatan Kemenag ini tidak baik untuk kenegarawanan ke depan, karena dapat dipandang mewakili kelompok. Dampak dari pernyataan Menag ini akan menimbulkan pernyatan serupa dari kementerian lain.

“Contoh, Kementerian Pendidikan itu milik Muhammadiyah, Kementerian Pariwisata milik orang Bali, dan sebagainya,” ucapnya.

Menurut Latief, kalau petanya seperti ini akan menjadikan negara terpecah-pecah dan kampanye kebhinnekatunggalikaan serta keberagaman akan ternodai.

Dia berharap, ke depan, sebagai menteri harus berhati-hati. Jangan mengeklaim terhadap kelompok-kelompok tertentu, karena negara ini bukan milik kelompok melainkan milik semua rakyat Indonesia.

“Jangan ada politisasi Kemenag untuk kelompok tertentu, hingga kebijakan di bawahnya, seperti KUA, Penyuluh Agama sampai Perguruan Islam dan Pesantren harus dari kelompok tertentu, dan setiap program-program untuk kelompok tertentu,” pungkasnya.

BACA Juga: PP Hima Persis Kecam Penangkapan Serampangan Aktivis Pemuda dan Mahasiswa

Pewarta: Novi Gumilar
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2021

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post