Memberi Dahulu, Menerima Kemudian

FOTO : Seorang anak Muslim yang tinggal di Jepang sedang memulai iftar (makanan untuk berbuka puasa) di Masjid Camii Tokyo.  
Ramadhan akan menjadi tanah tersubur untuk menabur benih-benih kebaikan, semoga kelak kita bisa memanen dengan hasil yang melimpah ruah.
sukabumiNews.net – KENANGAN yang masih bergelayut dari salah satu keluarga terlihat begitu sibuk mempersiapkan jamuan tatkala ada yang bertamu walau ala kadarnya tetapi yang mengkonsumsi sangat menikmatinya, dengan kehidupan sederhana selalu nampak kebahagiaan dari wajahnya melalui senyuman. Tidak hanya itu, saat berkunjung ke rumah saudara-saudaranya senantiasa memberikan lembaran rupiah kepada keponakan atau cucu-cucunya meskipun dengan nilai angka-angka yang terbilang sedikit.

Suatu waktu, pada masa anak sekolahan terkadang bersamanya, setiap kali apa yang diinginkan untuk ngemil begitu cepat terkabul, selalu ada rasa ketercukupan dalam pemenuhan keinginan. Saya pun merasakan perbedaan ketika melihat seseorang secara materi memiliki lebih tetapi mengeluhnya pun tidak pernah usai.

Pada kesempatan yang lain, mencoba menanyakan apa yang menjadi motivasi baginya untuk selalu berbagi. Rahasianya, sesungguhnya mereka menanamka pada diri dengan penuh keyakinan bahwa apa yang diberikan akan ada gantinya, walaupun belum tahu sepenuhnya dari arah yang tidak disangka-sangka. Burupaya berbagi saat lapang maupun sempit, walau kelapangan materi secara angka-angka hanya kadang-kadang. Sehingga saat mendapatkan rejeki tidak lupa berbagi. Alhamdulillah, Allah selalu menggantikan dalam waktu yang tidak lama.

Seringkali orang yang memiliki kelapangan dan materi berlebih menjadi inspirasi baginya, apalagi saat mereka mengeluh dengan kondisinya, sehingga mengembalikan kepada diri dengan keadaan pas-pasan kemudian akan berkeluh kesah tanpa resah. Sehingga berupaya menahan diri dari meminta-minta apalagi menceritakan pada orang lain.

Suatu ketika, bahan makanan pun sudah tidak ada sama sekali di rumah, dan lembaran rupiah pun habis, waktu maghrib pun tiba, sang suami sudah ingin beranjak untuk mencari pinjaman ke tetangga, namun sang istri masih menahannya mencoba bersabar. Wirid malam setelah Isya pun dilantunkan, tiba-tiba terdengar suara ketukan dibalik pintu. Masya Allah, salah seorang kakak datang tanpa pemberitahuan, serta membawa beras dan kebutuhan dapur lainnya. Allah selalu memudahkan jalan rejeki kami dan pertolongan-Nya selalu datang menyapa dikala membutuhkan.

Salah satu poin penting yang sangat menginspirasi adalah berupaya untuk selalu memberi walau terlihat kondisi materi keluarga sangat minim, tetapi ada rasa ketercukupan dan kelapangan hati dalam menjalani hidup. Ada perbedaan rasa saat menahan sesuatu padahal ada kesempatan untuk membagikannya. Ketika berbagi apa yang dimiliki, secara pribadi telah berkali-kali merasakan akan tergantikan cepat atau lambat dengan jumlah yang sama atau bahkan lebih banyak dari apa yang diberikan.

Teringat saat itu, salah seorang santri ke rumah meminjam tempat dan dua buah sendok, untuk menempati dan menikmati hasil panen kelapa muda. Keesokan harinya, ia pun mengembalikannya, namun minus satu sendok, dia meminta maaf. “wah berarti harus diganti 10 kali lipat itu.” candaku yang saat itu sedang menyapu halaman rumah.

Alhamdulillah alaa kulli haal, malam hari ada paket yang datang dari keluarga, setelah dibuka ternyata ada satu lusin sendok, dan satu lusin garpu. Masya Allah, sungguh benar akan janji Allah Subhana wa Ta’ala, dari apa yang telah diwahukan-Nya. Ayat ini selalu menjadi inspirasi bahwa berbagi tidak akan pernah rugi.

مَثَلُ الَّذِينَ يُنْفِقُونَ أَمْوَالَهُمْ فِي سَبِيلِ اللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنْبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنْبُلَةٍ مِائَةُ حَبَّةٍ ۗ وَاللَّهُ يُضَاعِفُ لِمَنْ يَشَاءُ ۗ وَاللَّهُ وَاسِعٌ عَلِيمٌ

Perumpamaan orang-orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah, seperti (orang yang menanam) sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai dan tiap-tiap tangkai terdapat seratus biji dan Allah melipat gandakan (balasan) kepada orang yang Dia kehendaki, dan Allah Maha Luas (anugrah-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS: Al-Baqarah: 261).

Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan bahwa perumpamaan ini lebih menyentuh jiwa daripada penyebutan bilangan 700 kali lipat, karena perumpamaan tersebut mengandung isyarat bahwa pahala amal shalih itu dikembangkan oleh Allah bagi para pelakunya, sebagaimana tumbuh-tumbuhan, tumbuh subur bagi orang yang menanamnya di tanah yang subur.

Berinfak dalam keadaan lapang maupun sempit adalah salah satu ciri bagi orang yang bertakwa, sebagaiman firman Allah dalm Q.S. Ali Imran ayat 133-134, yang artinya: “Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertakwa,(yaitu) orang-orang yang berinfak, baik di waktu lapang maupun sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Dan Allah mencintai orang yang berbuat kebaikan.”

Meningkatkan Amalan

Ramadhan menjadi kesempatan besar untuk lebih mempersiapkan diri untuk meningkatkan amalan-amalan terbaik, salah satunya adalah lebih giat lagi untuk berbagi kebaikan. Sebagaimana Rasulullah . Bahwa sebaik-baik kedermawanan beliau terjadi pada saat bulan Ramadhan.

Dari Ibnu Abbas ra., dia berkata: ”Rasulullah adalah orang yang paling dermawan dengan kebaikan, dan sebaik-baik kedermawanan beliau terjadi pada saat bulan Ramadhan manakala Jibril menemuinya. Dan Jibril biasa menemuinya pada tiap malam dari bulan Ramadhan, lalu mengajarkannya al-Qur’an. Maka (sungguh) Rasulullah ketika ditemui oleh Jibril adalah orang yang lebih dermawan daripada angin yang berhembus.” (Muttafaq Alaih)

Semoga kita senantiasa tergolong orang-orang yang bertakwa, pribadi yang memiliki karakter senang memberi tanpa pamrih, memberi di waktu lapang maupun sempit, sebab Allah memiliki banyak cara untuk mendatangkan gantinya dari arah yang yang tidak disangka-sangka, namun apabila bukan di dunia maka kelak di akhirat.

Ramadhan akan menjadi tanah tersubur untuk menabur benih-benih kebaikan, semoga kelak kita bisa memanen dengan hasil yang melimpah ruah. Biarkan tangan-tangan kita tergerak dan digerakkan oleh-nya untuk selalu berbagi insya Allah tidak akan pernah rugi.*/Sahlah al-Ghumaishaa’

Pewarta: Hidayatullah/Insan Kamil
Editor: Red.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post