Berharap Sembuh, Si Penjual Kayu Bakar ini Butuh Uluran Dermawan dan Pemerintah

Teten bersama ibu kandunganya, Enjeh.
Teten bersama ibu kandunganya, Enjeh. 
sukabumiNews.net, PURABAYA – Teten (46) Warga Kampung Kuta Rt. 012/008 Desa/Kecamatan Purabaya, Kabupaten Sukabumi memimpikan kesembuhan atas penyakit yang dideritanya selama puluhan tahun. Namun sayang, keinginannya untuk sembuh tidak didukung dengan kemampuan dia yang serba pas-pasan.

Selama ini, Teten yang tinggal bersama ibunya, Ejeh (80) di rumah bilik yang berukuran kecil ini diketahui sebagai tukang (penjual) kayu bakar di kampungnya. Sedangkan penghasilan dari jualan kayu seharga Rp15 ribu/ikatnya juga kini semakin menurun lantaran kurangnya peminat.

Pelanggannya sudah banyak yang beralih, lebih memilih menggunakan tabung gas subsidi dari pada menggunakan kayunya yang dijual Rp15 ribu/ikat itu. “Mau mencari pekerjaan yang lain, sangat susah, pak,” ucap Teten kepada sukabumiNews, Senin (23/3/2020) dengan haru.

Selain itu tutur dia, orang lain maupun pelanggannya sendiri mungkin merasa jijik melihat sosoknya yang penuh dengan benjolan. "Jadi, jangankan untuk berobat, untuk makan sehari-hari saja susah menunggu belas kasihan warga setempat. Tapi saya udah terbiasa bila tidak memakan nasi, cukup dengan makan singkong rebus," ungkapnya.

Lebih lanjut Teten menceritakan bahwa sebelumnya, penyakit yang kini dialaminya sudah dideritanya sejak usia 18 tahun. Awalnya papar Teten, di bagian dagunya terdapat satu benjolan.

Lantaran merasa malu dengan benjolan yang semakin membesar itu, Teten, akhirnya memotong sendiri benjolan tersebut. Namun setelah dipotong, bukannya menghilang, malah bertambah banyak.

"Waktu itu saya pun bergegas berobat ke puskesmas Purabaya dan Dokter Puskesmas memberikan rujukan untuk menindak lanjuti pengobatan ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) R Syamsudin, SH. pada hari Senin (16/32019) lalu," bebernya.

Saat itu juga lanjut Teten, ia menjalani operasi sebanyak dua kali di RSUD R Syamsudin, SH., yang ditangani langsung oleh dokter spesialis ahli bedah kulit lantaran dianggap penyakitnya sudah kronis.

“Saya bingung untuk menutupi biaya operasional sehari-hari. Meski obatnya gratis karena menggunakan BPJS KIS yang baru dibuatkan oleh petugas relawan Desa Purabaya, Tapi saya tidak mampu untuk membayar biaya lainnya,” ujar Teten, sedih.

Teten berharap ada relawan yang peduli membantunya, terlebih kepada pemda setempat untuk meringankan beban hidupnya. “Saya ingin hidup sehat dan normal seperti orang lain," imbuhnya.

Sementara itu, petugas relawan desa, Ade Suherman yang saat itu membantunya mengaku bahwa Teten dan ibunya sudah dibantun untuk mendapatkan kartu identitas seperti KTP, KK dan BPJS kesehatan KIS. “Dan saya juga yang membantunya sampai menjalani operasi di RSUD R Bunut Syamsudin, SH., serta memberikan batuan dari swadaya masyarakat berupa uang kepadanya,” ungkap Ade.

Untuk rumahnya juga sambung Ade, dirinya sudah mengajukan kepada pemerintah desa maupun Kecamatan Purabaya untuk mendapatkan program bantuan rutilahu. “Namun sampai saat ini belum terealisasi,” pungkasnya.

Pewarta : Azis R
Editor : Red.
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post