Penyakit Misteri Landa Bali, Lebih Seribu Babi Mati

sukabumiNews, BALI – Ketika dunia sedang digegerkan dengan Virus Corona, Bali dihebohkan dengan penyakit misteri yang telah mematikan binatang babi.

Diperkirakan lebih dari 1.000 ekor babi dilaporkan mati secara misteri, akibat penyakit yang tidak dikenal di kawasan tersebut.

Informasi yang dihimpun sukabumiNews dari pihak berwewenang setempat menyatakan bahwa peternak yang terlibat pernah mengungkapkan bahwa insiden tersebut kemungkinan karena penyebaran African Pig Fever (ASF) atau Demam Babi Afrika.

Meski begitu, kata dia, penyebabnya tetap tidak diketahui dan akan dikonfirmasi hingga hasil tes laboratorium diperoleh.

Badan Pertanian dan Keamanan Pangan Bali menyebut bahwa setidaknya 888 babi telah mati karena penyakit yang mewabah dalam dua bulan terakhir ini.

Sementara, dari portal berita Bangkok Post, diperoleh keterangan bahwa secara total hampir 50.000 babi telah dibunuh di seluruh Sumatera utara selama beberapa bulan terakhir.

Sumber itu menyebut, sebanyak tujuh kabupaten yang terkena wabah misterius dengan wilayah Bandung mencatat jumlah tertinggi kematian babi 598, diikuti oleh Tabanan (219), Denpasar (45), Gianyar (24), Bangli (1) dan Karangasem (1).

Kepala Pusat Penelitian Veteriner Denpasar, Wayan Masa Tenaya mengatakan sampel darah babi mati telah dikirim ke Pusat Penelitian Veteriner di Medan, Sumatera Utara untuk diselidiki.

Jelas, hanya ada tiga penyakit umum yang terkait dengan ternak, yaitu septikemia epizootica, babi kolera, dan sakelar streptokokus.

"Laboratorium di Medan memiliki banyak peralatan dan lebih berpengalaman dalam mendeteksi penyakit," kata Tenaya.

Meskipun belum ditentukan, Ketua Asosiasi Peternak Babi Bali (GUPBI) Ketut Suyasa mengatakan insiden itu terkait erat dengan ASF.

“Semua babi yang terkena memiliki gejala yang sama. Namun, kami menduga itu adalah Demam Babi Afrika (ASF), meskipun semua babi telah divaksinasi," jelasnya.

Dia menambahkan bahwa asosiasi akan melakukan yang terbaik untuk mencegah penyebaran penyakit.

“Sejauh ini, kami belum menerima hasil laboratorium. Yang penting adalah pekerjaan mengendalikan penyakit agar tidak menyebar,” pungkas Tenaya.

BACA Juga: Korban Tewas Akibat Virus Corona Tembus 360 Orang

Pewarta: Bella Rifdianto
Editor: AM
COPYRIGHT © SUKABUMINEWS 2020

Post a Comment

Anda boleh beropini dengan mengomantari Artikel di atas

Previous Post Next Post